Selasa, 13 Desember 2016

Strategi DAkwah

                       Strategi DAkwah
A.Pengembangan Dakwah Islam
Secara garis besar ada dua strategi yang dapat digunakan dalam pengembangan dakwah islam :
a. Strategi dakwah dilihat dari tujuan yang  hendak dicapai
b. Strategi dakwah dilihat dari sisi pendekatan dakwah.
  Kedua strategi tersebut dalam aplikasinya tidak harus berjalan secara linear dan strict, melainkan saling memperkuat atau bersifat komplementer.
a. Strategi dakawah dilihat dari tujuan dakwah
    Ada dua strategi yang dikembangkan dalam penyebaran dakwah islam yaitu strategi tawsi'ah (penambahan jumalah umat islam) dan tarqiyah (peningkatan kualitas umat islam). Strategi tawsi'ah dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah umat islam. Dalam hal ini dakwah dilakukan kepada orang-orang yang belum memeluk islam. Sedangkan strategi tarqiyah diarahkan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan orang yang telah memeluk islam.
b. Strategi dakwah dilihat dari pendekatan dakawah
     Dilihat dari sisi pendekatan dakwah islam, ada dua strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan dakwah yaitu: Strategi dakwah kultural, Strategi dakwah struktural.
1. Strategi dakwah kultural
Menurut syamsul hidayat, dakwah kultural merupakan kegiatan dakwah yang memperhatikan potensi dan kecenderungan manusia sebagai makhluk berbudaya, guna menghasilkan budaya alternatif yang islami, yakni berkebudayaan dan berperadaban yang dijiwai oleh pemahaman, penghayatan dan pengalaman ajaran islam yang bersumber dari al-qur'an dan al-sunah serta melepaskan diri dari budaya yang dijiwai oleh kemysyrikan, takhayul, bid'ah dan khurofat.
2. Strategi dakwah struktural
Strategi dakwah struktural adalah strategi dakwah yang dilakukan melalui jalur kekuasaan. Menurut Kuntowijoyo, disebut strategi struktural kalau perjuangan itu harus memakai struktur teknis berupa birokrasi, lembaga-lembaga negara, partai-partai dan semua usaha yang mengarah ke pengambilan politik.
B. Kebijakan pemerintah dan implikasinya terhadap kegiatan dakwah di indonesia
     Secara etimologi, kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelajsanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan dan cara bertindak (tentang prmerintah, orang dan sebagainya), pernyataan cita-cita, tujuan, prinsio atau maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran, garis haluan.

Filsafat Dakwah

Nama:  Umi faizah
Nim : 1522101048
prodi : 3 Bki a      



 Manusia sebagai pelaku dakwah

       Dakwah tidak akan ada artinya apabila tidak ada manusia. Posisi manusia begitu sentral dalam aktivitas kedakwahan baik sebagai pelaku maupun sebagai objek dakwah. Meskipun sangat sulit bagi seorang dai memahami manusia dengan berbagai keunikannya, tetapi bukan berarti seorang dai mengabaikan atau menjauhkan diri dari pemahaman terhadap konsep manusia. Justru keefektifan dan kesuksesan dakwah banyak ditentukan oleh kemampuan da'i dalam mengenal diri dan objek dakwahnya. Oleh karena itu, pemahaman terhadap konsep manusia menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditawar-tawar bagi  umat islam atau mereka-mereka yang terjun dalam aktivitas dakwah.
  • A. Kebutuhan Manusia terhadap DakwahDakwah
Mengacu pada kisah hay bin yaqzan yang dikarang oleh oleh ibnu Thufail, seorang filsuf dari Andalusia, manusia dengan kemampuan akalnya mampu mengenal Tuhannya. Seperti halnya yang dilakukan oleh nabi Ibrahim a.s yang mengamati bintang, bulan dan matahari, sehingga beliau berkesimpulan bahwa ada Tuhan yang menciptakan benda-benda tersebut. Namun, kemampuan manusia tidak bisa mengungkapkan lebih jauh bagaimana cara manusua harus berterima kasih dan berhubungan lebih dekat dengannya. Dalam kisah Hay bin Yaqzan tersebut, akhirnya dia membutuhkan petunjuk dari seseorang yang mengajarkannnya bagaimana cara berterima kasih dan berhubungan lebih dekat dengan Tuhan. Hay bin yaqzan bertemu dengan soloman yang telah mendapatkan petunjuk (wahyu) dari Tuhan. Artinya meskipun manusia dengan akalnya mampu mengenal Tuhannya, tetapibmanusia membutuhkan wahyu untuk mengkonfirmasi pengenalannya dan sekaligus sebagai petunjuk tentang cara berterima kasih dan berhubungan dengan-Nya.
Dengan demikian, manusia amat memerlukan seorang utusan Tuhan (rasul) yang mrndapatkan petunjuk (wahyu) dari Allah. Keberadaan rasul bukanlah kehendak manusia, melainkan kehendak Tuhan. Oleh karena itu, keberadaan rasul merupakan rahmat yang diberikan tuhan kepada manusia.
       Dalam keterangan hadist pun nabi muhammad menjelaskan bahwa ada dua fitrah yang diberikan kepada manusia, yaitu fitrah maqbulah dan fitrah munajjalah. Yang artinya: " Rasulullah Saw. Telah memberikan kepada kami ada dua berita, aku telah mendengar salah satu dari keduanya dan ak menunggu berita yang lain. Telah diberitahukan kepada kami bahwa amanat telah turun di relung hati seseorang, kemudian kamu diberitahu tentang Al-Qur'an dan al sunnah.
       Fitrah maqbullah adalah amanah yang turun di lubuk hati manusia, seperti yang diisyaratkan dalam Al -Qur'an surat Al-A'raf ayat 172. Fitrah maqbul inilah yang menguatkan penjelasan di atas bahwa secara kodrati manusia dengan kemampuan akalnya memiliki kemampuan dalam mengenal tuhannya. 
       Untuk memperkuat fitrah yang diterima manusia, maka manusia memerlukan fitrah manjalah yaitu al qur'an dan al sunnah yang disampaikan oleh seorng rasul yang menjadi utusan tuhan. Keberadan adalah fitrah munjjalah ini amat penting bagi manusia. Karena dalam perjalanan hidupnya, manusia sering mengalami berbagai gejolak kejiwaan akibat tuntutan hidup manusia maupun berbagai macam macam paham atau kepercayaan yang timbul disekitarnya. 
      Dengan demikian, dakwah bagi manusia merupakan suatu keniscayaan yang bersifat fitrah. Jika ada manusia yang belum menemukan fitrah, terutama fitrah munajjalah, maka keberadaan dakwah perlu terus menerus dikembangkan oleh umat islam, agar mereka dapat menemukan fitrah yang tertuang dalam ajaran al qur'an dan al sunnah. Umat islam perlu menampilkan pesan-pesan islam sehingga orang-orang yang belum mengenal islam dapat tertarik untuk mengkaji dan memeluk islam.

B. Manusia sebagai Da'i
      Hakikat manusia dalam perspektif islam adalah beramal saleh yang dilandaskan dengan iman. Salah satu amal saleh yang dilakukan oleh manusia adalah berdakwah. Tidak mungkin terjadi aktivitas dan gerakan dakwah di muka bumi ini manakala tidak ada manusia yang melakukannya. Manusia menjadi unsur utama dalam kegiatan dakwah bahkan, keberhasilan dakwah banyak ditentukan oleh pelaku dakwah itu sendiri. Pelaku dakwah dalam keilmuwan dakwah dikenal dengan istilah da'i.
      Secara bahasa perkataan da'i meruoakan isim fail dari kata da'a-yad'u-da'watan -daiyah yang berarti orang yang mendirikan dakwah. Arti ini masih bersifat umum artinya bisa mendirikan dakwah ila al- Thagut (ke jalan kesesatan) atau ila al- islan ( ke jalan keselamatan).
  •       Sedangkan arti da'i secara istilah berarti orang yang menyampaikan islan, orang yang mengajrkan islam dan orang yang berusaha untuk menerapkan islam.  Seperti halnya tertuang dalam QS Al-Ahzab [33]:45-46).
Sumber: filsafat dakwah
Karya/penulis  : Dr.Abdul Basit,M.Ag.

Kamis, 08 Desember 2016

Pengertian filsafat, objek filsafat dan tujuan filsafat dakwah


A. Pengertian filsafat dakwah

     Menurut Sukriyanto, filsafat dakwah merupakan relasi dan aktualisasi imani manusia dengan agama islam, Allah dan alam (lingkungan, dunia).pandangan sukriyono tentang filsafat dakwah begitu umum sehingga belum menyentuh pada wilayah ontologi, epistemologi dan aksiologi dakawah. Pembahasan filsafat dakwah seakan-akan sama dengan kajian teologi atau tauhid.
     Sedangkan menurut Syukardi Sambas yang mendefinisikan filsafat dakwah bertitik tolakdari pemahaman terhadap arti hikmah yang diambil dari Al-Qur'an. Kemudian dihubungkan dengan pengertian filsafat dakwah, yakni pemikiran yang mendasar, sistematis, logis dan menyeluruh tentang dakwah islam sebagai sebuah sistem aktualisasi ajaran islam di sepanjang zaman.

B. Objek Filsafat Dakwah

     Membahas objek filsafat dakwah berarti membahas fokus yang akan menjadi kajian dalam filsafat dakwah. secara objek materil, filsafat dakwah akan mengkaji tentang Tuhan, manusia, lingkungan dan ajaran islam. Tuhan yang menurunkan ajaran kepada Rasul merupakan sumber kebenaran dan sumber tujuan yang akan di raih oleh manusia. Karenanya Tuhan perlu di kenal, dihayati dan dipahami sehingga manusia dapat mengabdi dan berterima kasih kepadanya. 
     kemudian dakwah tidak akan berhasil manakala tidak ada manusia. untuk itulah pembahasan tentang manusia menjadi objek materil dakwah. Siapa manusia, apa hakikat manusia, apa tugas manusia, bagaimana manusia mengembangkan dirinya dan sebagainya. Aktivitas dakwah juga perlu mempertimbnagkan lingkungan sebagai tempat berlangsungnya dakwah. Kesuksesan dan kegagalan dakwah salah satunya ditentukan oleh faktor lingkungan. jika masyarakat di lingkungan tertentu tidak mendukung aktivitas dakwah, maka dakwah tidak bisa dilaksanakan dan akan mengalami kegagalan.
     Begitu juga ajaran islam sebagai pesan kebenaran yang akan disampaikan menjadi bahasan dalam filsafat dakwah. Pesan kebenaran perlu disampaikan dengan menggunakan berbagai strategi, metode dan media yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat pengetahuan masyarakat.
     Untuk membedakan filsafat dakawah dengan ilmu lainya, maka perlu dirumuskan objek formal filsafat dakwah. Menurut Sukriyanto, objek formal filsafat dakwah adalah mempelajari bagaimana hakikat dakwah. Sedangkan Suisyanto mengatakan bahwa objek formal filsafat dakwah adalah usaha untuk mendapatkan pengetahuan yang sedalam-dalamnya tentang proses penyampaian ajaran islam. 

C.   Tujuan Filsafat Dakwah

     Secara umum tujuan mempelajari filsafat dakwah adalah membekali mahasiswa atau da'i untuk berfikir kritis, analitis dan sistematis dalam mengembangkan kegiatan dakwah dan dalam menghadapi berbagai macam persoalan keumatan serta dapat memberikan solusi alternatif dalam memecahkan persoalan tersebut.
     Adapun tujuan khusus dari mempelajari filsafat dakwah adalah:
1. Mahasiswa memahami bahwa islam adalah agama dakwah yang harus ditrasformasi kepada seluruh umat manusia.
2. Mahasiswa atau da'i mampu memjelaskan tentang dakwah islam sebagai bagian dari sitem kehidupan manusia.
3. Mahasiswa atau da'i dapat memanfaatkan semaksimal mungkin akal yang diberikan oleh Allah dalam pengembangan dakwah islam. 
4. Mahasiswa atau da'i dapat memahami ontologi, epistemologi dan aksiologi dakwah.

     Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan dakwah merupakan fenomena sosial yang dapat diteliti dan dianalisis menjadi teori-teori dakwah yang dapat digunakan dalam pengembangan keilmuwan dakwah. Untuk mendukung ketercapaian tujuan tersebut diperlukan landasan filsuf dan kerangka berfikir yang sistematis dan sesuai dengan prosedur ilmiah. Untuk itulah filsafat dakwah menjadi ilmu dasar yang mampu memberikan bekal bagi para peneliti dan ilmuwan yang memilki concern dalam pengembangan keilmuwan dakwah dan sekaligus sebagai bekal dalammenggerakan aktivitas dakwah di masyarakat.

sumber: filsafat dakwah, karangan Dr. Abdul Basit, M.Ag